Wednesday, June 1, 2016

Fenomena Left Group by Asrida Juliana

Belakangan ini, sering terjadi peristiwa yang tidak mengenakkan di dalam sebuah grup. Ada beberapa teman yang sering sekali left di dalam beberapa grup. Fenomena ini terus terulang dan membuat saya bertanya-tanya tentang apa penyebab munculnya fenomena ini. Hingga akhirnya terinspirasi untuk menuangkannya dalam tulisan singkat ini. Selamat membaca :)
_________________________________________
"Ah bikin sakit hati nih omongannya, yaudalah left group aja"
"Ya ampun... Ini grup sepi banget. Buat apaan ada grup , yaudalah left group aja dah."
"Ih parah banget chat saya gak direspon padahal yang lain direspon. Ah yaudah left group aja."
"Ahhh berisik banget ini grup. Ganggu aja ah, bikin hp nge-hang aja ih. Mending chat nya penting. Ga kuat liat notifikasinya sampe ribuan. Mending left group aja deh."

Dan masih banyak testimoni alasan untuk left group yang lainnya..
Sob, kenapa sih kita mudah banget untuk left group?
Mungkin menurut sebagian orang itu hal yang sederhana. Hanya keluar dari sebuah grup.Dengan berbagai alasan yang sebenarnya hanya terlintas sebagai peluap emosi sesaat loh.
Padahal, dengan banyaknya orang yang mudah left group sesuka hatinya secara tidak langsung akan mempengaruhi kondisi psikologis anggota yang lainnya.
Bahkan, semakin seringnya itu terjadi di dalam sebuah grup, maka akan mengubah esensi kebersamaan grup tersebut. Bisa sampai memutuskan tali silaturrahim sebuah komunitas atau kelompok yang telah terjalin di grup.

Jika dibiarkan, fenomena left group ini akan sering terulang dan berpola. Seseorang yang sedang merasa tidak nyaman dalam segi emosinya, ia akan mudah terprovokasi dengan apapun dan left group merupakan jalan pintas untuk keluar dari masalah yang seharusnya bukan menjadi masalah bila ia mau lebih bersabar dan memahami anggota grup yg lainnya.
Sebenarnya, kita bisa lebih merenungi awal mula kita masuk ke dalam sebuah grup. Tentunya, kita punya 1 niat karena Allah untuk bergabung dalam sebuah grup.
Alasan lainnya bisa untuk menjaga silaturrahim, berdiskusi dalam kebaikan, saling mengingatkan tentang kebaikan dan juga untuk bersinergi dalam menjalankan suatu amanah atau kepentingan yang lainnya.
Sebuah grup dibuat bukan untuk main-main melainkan untuk memudahkan kita dalam berkoordinasi dan berhubungan dengan anggota yang lain.

Ada beberapa tips untuk menghindari terjadinya fenomena "Left group" ini :
1. Ingat kembali tujuan dibentuknya grup tersebut.
2. Hidupkan grup dengan sapaan ringan yang hangat sehingga semua anggota nyaman dan merasa dianggap.
3. Menjadi member yang responsible dalam menanggapi info penting. Ingat, Jika ingin dihargai maka mulailah untuk menghargai org lain.
4. Berusaha mengenal dan beradaptasi dengan beberapa anggota grup yang sering muncul, pahami gaya bicaranya dan kepribadiannya agar jika ada kata-kata yang tidak baik bisa kita pahami dengan baik.
5. Selalu berpikiran positif terhadap kondisi grup. Jika grup sedang sepi mungkin anggotanya sedang sibuk. Jika terlalu ramai mungkin anggota grup sedang luang. So, manfaatkanlah moment kebersamaan di dalam grup.

Jika kita selalu menyalahkan orang lain atas masalah yang kita hadapi, takkan ada perubahan yg kita dapat. Bahkan kebencian yang akan melekat dalam hati kita.

Mulailah menjadi pribadi yang lebih baik dan menghargai setiap detik yang terjadi. Bersyukur atas segala pencapaian yang telah dimiliki dan mencintai semua orang-orang yang hadir dalam hidup kita meski dalam dunia nyata ataupun dunia maya. Sebab, setiap yg terjadi merupakan takdir yang Allah rencakan untuk kita.
Dipertemukan dengan orang-orang yg awalnya tidak saling kenal atau bahkan ada di belahan dunia yang mana. Namun, Jika Allaah yg menyatukan mungkin dimaksudkan untuk satu hal, yaitu, untuk saling mengingatkan tentang kebaikan dan kesabaran.

(Terbit : 31 Juli 2015)
Edisi revisi : 23 Mei 2016

my picture